Entri Populer

Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

ULET DALAM PERJUANGAN
SOPAN DALAM KEMENANGAN
SYUKUR DALAM PENGISIAN

LAMBANG

LAMBANG

Senin, 23 April 2012

Penjelasan Lambang Thoriqoh Shiddiqiyyah



Lambang ini diciptakan oleh KYAI MUCHAMMAD MUCHTAR MU'THI MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH, pada tanggal 4 April 1972 yang kemudian dimasukkan pula dalam TANDA ANGGOTA KELUARGA THORIQOH SHIDDIQIYYAH
1. TENTANG TULISAN "BISMILLAHIROHMANIRROHIM
Bismillahirohmanirrohim adalah ayat yang tertulis di tiap-tiap awal surat Al-Qur'an yang jumlahnya 114 surat, kecuali surat yang namanya, surat Al Baro'ah.
Artinya : Dengan Nama Alloh Yang Bersifat Penyayang dan Pengasih.
Tujuannya ayat tersebut ditulis di Tanda Anggota Keluarga Thoriqoh Shiddiqiyyah :
a. Agar para murid Shiddiqiyyah menginsyafi dan menyadari, bahwa Alloh itu betul-betul kasih sayang kepada hamba-Nya.
b. Dan para murid Shiddiqiyyah betul-betul merasakan cinta kasih sayangnya Allah di dalam dirinya dan di luar dirinya. Apabila cibta kasih sayangnya Alloh itu betul-betul sudah dirasakan di dalam hidupnya setiap hari dan setiap malam, pastilah akan timbul rasa cinta-nya terhadap Alloh. Apabila di dalam rasa qolbu itu sudah tumbuh rasa cinta terhadap Allah pastilah akan timbul syukurnya kepada Alloh

2. TENTANG TULISAN "WAMAA KHOLAQTUL JINNA WAL INSA ILLA LIYA' BUDUN"
Artinya : Tiadalah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.(QS:51:56)
Tujuan ayat tersebut dicantumkan di Tanda Keluarga Shiddiyyah. Agar orang-orang yang mengikuti Thoriqoh Shiddiqiyyah itu insyaf dan sadar, bahwa Tujuan Wujudnya itu menurut Al-Qur'an ialah untuk I B A D A H. Apabila Tujuan Wujudnya itu telah disadari dengan penuh kesadaran, pastilah tidak mudah melalaikan Ibadah kepada ALLOH, dimanapun, dalam keadaan bagaimanapun. Sebab akan dirasakan, bahwa meninggalkan Ibadah itu menurut Al-Qur'an berarti : Telah Menyimpang dari Tujuan Wujudnya.

3. TENTANG TULISAN ." IYYAKA NA'BUDU WAIYYAKA NASTA'IN"
Artinya : "HANYA KEPADAMU TUHAN, KAMI BERIBADAH DAN HANYA KEPADAMU TUHAN KAMI MINTA TOLONG " (QS: 1:4)
Tujuan ayat ini dicantumkan di Tanda Anggota Keluarga Shiddiqiyyah :
a. Agar orang-orang yang mengikuti Thoriqoh Shiddiqiyyah itu, tidak menyembah lainya ALLOH. Tidak menyembah batu, kayu, hayawan, Jin, syaithon, malaikat dan manusia. Hanyalah menyembah kepada ALLOH.
b. Dan agar selalu meminta pertolongan kepada ALLOH di dalam segala tujuan baik, agar tidak sombong, congkak merasa bisa mencapai segala tujuannya tersebut tanpa pertolongan

4. TENTANG GAMBAR " GAMBAR POHON YANG BERBUAH"
Gambar Pohon yang berbuah, terletak di dalam lingkaran bulat telur adalah Lambang perumpamaannya : KALIMAT THOYYIBAH - LAA ILAAHA ILLALLOH.
Kalimat " LAA ILAAHA ILLALLOH " itulah Pokok Pangkal Ajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah. Adapun yang membuat perumpamaan, bahwa kalimat "Laa ilaaha illalloh" diumpamakan pohon yang pokok batangnya terhunjam di bumi dan cabang yang di langit itu TUHAN sendiri, bukan manusia.Perumpamaan tersebut tercantum di dalam Kitab Suci Al-Qur'an Jus 13 / Surat 14 : Ibrohim / ayat nomor 24 - 25. Ayat tersebut telah tertulis melingkari gambar pohon tersebut.
Adapun bunyi ayat tersebut demikian :
" KALIMATAN THOYYIBATAN KASYAJAROTIN THOYYIBATIN ASHLUHAA TSAABITUN WAFAR'UHAA FIISAMAA I (24) TUU TII UKULAHAA KULLA HIININ BI IDZNI ROBBIHAA"(25).
Artinya : KALIMAH THOYYIBAH ( LAA ILAAHA ILLALLOH) ITU LAKSANA POHON YANG BAIK. POKOK BATANGNYA TETAP DI DALAM BUMI, DAN CABANGNYA DI LANGIT (24). DIDATANGKAN BUAHNYA SETIAP WAKTU KARENA DAPAT IZIN TUHANNYA
AKAR-NYA ADA ENAM :
Maksudnya akarnya pohon Thoyyibah itu ialah Rukun Iman Enam, yaitu :
a. Iman akan ALLOH.
b. Iman akan Malaikat-malaikat-nya ALLOH.
c. Iman akan Kitab-kitab-nya ALLOH
d. Iman akan Rosul-rosul-nya ALLOH.
e. Iman akan Hari Kiamat dan
f. Iman akan Taqdir ALLOH.
BATANG-NYA :
Yang dimaksud batangnya itu ialah Rukun Islam yang Nomor-1 (satu), yaitu : "SYAHADAT TAUHID dan SYAHADAT ROSUL"
CABANG-NYA ADA EMPAT :
Maksudnya cabang empat itu ialah Rukun Islam yang empat lainnya :
a. SHOLAT
b. ZAKAT
c. PUASA
d. HAJJI.
BUAH-NYA Ihsan atau Taqwalloh.
TANPA DAUN :
Adapun, di gambar pohon tanpa berdaun, karena dalam Al-Qur'an tidak diterangkan daunnya. Jadi kita gambar menurut apa adanya dalam Al-Qur'an. Tujuannya ayat dan lambang isi ayat tersebut dicantumkan dalam Tanda Anggota Keluarga Shiddiqiyyah :
a. Agar orang-orang yang mengokuti Thoriqoh Shiddiqiyyah itu tidak lupa, bahwa: Pokok Ajaran Shiddiqiyyah itu ialah DZIKIR LAA ILAAHA ILLALLOH DAN KALIMATAN / kalimat diumpamakan pohon yang baik, yang buahnya dapat dirasakan setiap waktu. BUAH-NYA IALAH TAQWALLOH
b. Dan agar mengerti, bagaimanapun baiknya pohon itu apabila tidak ditanam dengan baik-baik di dalam bumi, dan tidak dipelihara dengan se-baik-baiknya, tidak akan menghasilkan buah yang baik. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLOH - Ibarat Pohon. Jiwanya tiap-tiap murid Shiddiqiyyah : Ibarat Bumi. Menjauhi sifat-sifat bathin yang tercela, dan memakai sifat-sifat bathin yang terpuji, adalah cara pemeliharaan-nya.
c. AT TAQWA , Ibarat Buahnya

5. TENTANG "DIDALAM LINGKARAN ITU ADA DUA MACAM WARNA BIRU TUA SEBELAH KANAN DAN BIRU MUDA SEBELAH KIRI"
Di dalam Lingkaran itu ada dua macam warna :
Biru Tua sebelah kanan
Biru muda sebelah kiri.
Dua macam warna itu adalah Lambang, ILMU HAQIQOT dan ILMU SYARI'AT. Biru Tua lambangnya, Lautan Ruhaniyah dan Lambangnya Ilmu Haqiqot. Biru Muda Lambangnya, Lautan Jasmaniyah dan Lambangnya ilmu Syari'at.

PENJELASAN HAQIQOT DAN SYARI'AT:
Undang-undang Al-Qur'an itu Garis Besarnya ada Dua Macam :
Undang-Undang yang berisi : P E R I N T A H.
Undang Undang yang berisi : L A R A N G A N.

Undang-undang Perintah itu terbagi dua :
1. Undang-undang Perintah yang ditujukan kepada bathin manusia. Umpamanya : Perintah Iman Kepada Alloh, Iman kepada Rosul-rosulnya Alloh, Malaikat-malaikatnya Alloh, Kitab-kitabnya Alloh, Taqdir, Hari Kiamat, Perintah Sabar, Perintah Tawakkal, dan lain-lainnya.
2. Undang-undang Perintah yang ditujukan kepada dhohirnya manusia. Umpamanya : Perintah Sholat, Zakat, Puasa, Hajji, dan lain-lainya.
Kemudian Undang-undang Larangan-nya Alloh dalam Al-Qur'an pun terbagi dua :
1. Undang-undang Larangan yang ditujukan kepada bathin manusia. Umpamanya Larangan tidak boleh berputus asa, tidak boleh dengki, hasud, tidak boleh takabbur dan lain-lainnya.
2. Undang undang Larangan Alloh yang ditujukan kepada Dhohir-nya Manusia, umpamanya : Larangan mencuri, minum arak, menipu, dan lain-lainnya.
Selanjutnya seluruh Undang-undang Perintah yang ditujukan kepada bathin manusia dan Undang undang Larangan yang ditujukan kepada bathin manusia dikumpulkan menjadi satu. Oleh para Ulama ahli Tasawuf ( Kebersihan bathin) diistilahkan : ILMU HAQIQOT. Kemudian Perintah-perintah Dhohir dan Larangan-larangan dhohir dikumpulkan menjadi satu, oleh para Ulama Ahli Tasawuf diberi istilah ILMU SYAR'AT.
Jadi : Haqiqot itu untuk mengatur bathin manusia dan Syari'at itu untuk mengatur dhohir manusia.
Adapun Lambang Lautan Haqiqot dan Lambang Lautan Syariat ini kedua-duanya diambilkan dari ayat Al-Qur'an : Juz 15 / QS: Al Kahfi :60 yang bunyinya :
"MAJMA'AL BAHROIN"
Artinya : KUMPUL-NYA DUA LAUTAN "
Tujuannya ayat tersebut dilambangkan di dalam Tanda Anggota Keluarga Shiddiqiyyah ; Agar para Keluarga Shiddiqiyyah tidak melalaikan mengatur kebaikan jasmaninya dan ruhaninya, dhohirnya dan bathinnya. Agar jasmaninya dan ruhaninya sama-sama mengalami : KESEHATAN DAN KEBAHAGIAAN.

Keajaiban cinta tanah air

Keajaiban Hubbul Wathon Minal Iman
Dalam buku “Intan tertabur” susunan Jalaluddin Syayuti Mesir, terkutib sabda Rosulu-lloh SAW tentang “Hubbul Wahon Minal Iman”. Lalu seorang tokoh mengomentari “maknanya shoheh dan ajaib”.
Terinspirasi oleh hadist tersebut kemudia kami merenungkan betapa tanah air Indonesia memang betul “Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman” sungguh menakjubkan.
Di Indonesia ini ada sebuah danau maknawi maul hayat yang airnya kilau-kemilau sejuk, hidup menghidupkan dan di dalamnya mengandung permata maknawi bagai zamrut, berlian yang tak ternilai harganya. Jika “diminum dan untuk mandi” jiwa-jiwa bangsa ini maka saya yakin Indonesia akan menjadi bangsa yang “hidup segar dan sehat”. Danau maul hayat itu ber-sumber dari seluruh tokoh terbaik Indonesia dengan berbagai agama dan aliran yang berjiwa “Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman”.
Wujud danau itu adalah pembukaan UUD 45. Sehelai kertas itu mengan-dung makna seperti lautan tak bertepi, ada permata keimanan, permata Berkat, Rohmat, akhlaq, aqidah, dan cita-cita luhur yang nilainya lebih baik dari 350 tahun ; “saat yang berbahagia dengan selamat sentausa”.
Tetapi sayang danau itu kini telah tertimbun oleh ”lumpur” sifat-sifat yang bertentangan dengan perikema-nusiaan dan perikeadilan. Hal ini sudah diamanatkan oleh pendiri negara bahwa itulah hakekat penja-jahan. Karenanya kini danau itu harus kita bersihkan, sebab jika tidak, semuanya akan macet. “Maka penja-jahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan”.

Jalan mencapai Negara Adil Makmur


Kitab Alquran, kitab Weda, kitab Tripitaka, Bibel, dan seluruh undang-undang di dunia ini tidak memiliki tangan dan kaki. Artinya aturan itu tidak bisa berbuat sendiri, tidak bisa berjalan sendiri, dan manusialah yang harus menjalankannya. Jika tidak ada yang menjalankannya maka hilanglah manfaatnya.
Jika danau maknawi itu ”diminum” melalui pendidikan dan masuk dalam jiwa bangsa, saya yakin Indonesia akan selamat. Karena disitu (danau maknawi) sistemnya persis sistem syukur, dan sistem syukur persis sudah diatur dalam UUD '45.
Adapun syukur adalah jalan menca-pai “Baldatun thoyyibatun.” bersyu-kurlah kamu, negara akan menjadi negara thoyyibah.
Hakekat syukur adalah mengamal-kan tiga buah titik yang ada di dalam huruf “syin”. Titik Pertama, ”lmun.” Artinya mengetahui sumber nikmat, mengetahui wujudnya nikmat, dan mengetahui untuk apa nikmat di berikan.
Titik Kedua, “Farhun”: Artinya gem-bira karena mengetahui sumber nikmat yakni Alloh, gembira karena menge-tahui wujud nikmat, dan gembira karena mengetahui tujuan nikmat itu di berikan.
Sedang titik ketiga adalah “Amalun”. Maksudnya mengelola nikmat menu-rut ridho Alloh Ta'ala.
Di antara nikmat besar yang telah diterima bangsa Indonesia adalah nikmat berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI tidak akan ada jika tidak ada kemerde-kaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pun kemerdekaan tidak akan mungkin diperoleh jika tidak ada pertolongan Alloh - “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa dan dengan di dorongkan oleh keinginan luhur maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya”.
Sebab, apa mungkin keadaan com-pang-camping saat itu mampu meng-hadapi raksasa putih (penajajah Belan-da) dan raksasa kuning (penjajah Jepang). Mustahil menurut perhitu-ngan akal, tapi kenyataannya kemer-dekaan terjadi. Oleh sebab itu penda-hulu negeri ini menyadari tanpa pertolongan Alloh tak mungkin Indo-nesia bisa merdeka.
Peristiwa ajaib lain yang sangat menakjubkan dan bersumber dari jiwa Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman juga terjadi di sebuah gedung no 106 gg Kenari jalan Kramat Raya tahun 1928 di bulan 10 pada tanggal 1928. Peristiwa itu adalah Sumpah Pemuda dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Di rumah no 106 (1 di tambah 6 = tujuh) ini menimbulkan 7 keajaiban. Keajaiban ini antara lain ajaibnya nama, ajaibnya penyaksian, ajaibnya para pelakunya, ajaib obyeknya, ajaib kebenaannya, ajaib latar belakangnya, dan ajaib latar mukanya.
Tentang ”ajaibnya penyaksian”. Saat waktu itu putra-putri Indonesia ber-ikrar tentang ”satu nusa” yang disak-sikan oleh tahun 19 (1+ 9 = 10). Angka sepuluh jika dijumlah sama dengan satu (1 + 0 = 1 ), berati ”satu nusa”. Kemudian ikrar ”satu bangsa”, disak-sikan oleh tahun 28 (2 + 8 = 10). Jum-lah sepuluh sama dengan ”satu bang-sa”. Lalu ikrar ”satu bahasa”, disak-saikan oleh bulan 10. Angka sepuluh disini berarti ”satu bahasa”.
Jadi ikrar ”satu nusa, satu bangsa , dan satu bahasa”pada tanggal 28 itu sebagai penyaksian satunya negara Republik Indonesia yang ”disingkat” pada nama Gang tempat pelaksanaan acara yakni ”Kenari ; Kesatuan Negara Republik Indonesia”. Sedang jalan Kramat Raya Kramat berarti ”menuju kemulyaan yang besar”.
Padahal waktu itu para pemuda yang berikrar usianya sekitar 20-25 tahun, tapi mereka memiliki kebe-ranian luar biasa. Keberanian lintas suku, berani lintas agama, dan berani mendobrak berhala imperialisme.
Dan berselang 17 tahun kemudian kemer-dekaan bangsa Indonesia tercapai. Jadi ada benang halus antara Sumpah Pemuda dan Sumpah Palapa.

Peringatan yang keliru

Pada tanggal 17 Agustus saya pergi ke Jakarta. Waktu saya ke masjid Istiqlal disitu tertulis “Dirgahayu Kemerdekaan RI”. Begitu pula saat ke Taman Mini, dari Surabaya hingga Jakarta semua tertulis sama “Dirga-hayu Kemerdekaan RI”. Lantas jika dipikir, apakah yang dijajah selama 350 tahun itu Republik Indonseia ataukah bangsa Indonesia?
Didalam teks proklamasi tertulis “Kami bangsa Indonesia” bukan ”Kami Republik Indonesia. Juga tertulis ”Atas nama bangsa Indonesia” bukan ”atas nama Republik Indonesia”. Juga tertulis ”Sukarno Hatta” bukan ”Presi-den Sukarno”.
Demikian juga dalam pembukaan ”Bahwa Kemerdekaan itu hak segala bangsa” bukan ”hak Republik Indo-nesia”. Tapi mengapa kemudian yang ditemui adalah tulisan ”Kemerdekaan RI”?.
Begitu pula seandainya pada tanggal 17 Agustus Negara Republik Indonesia sudah berdiri, berdiri di atas dasar apa? Jika didirikan atas dasar Pancasila, nyatanya saat itu Pancasila belum menjadi dasar negara. Sebab saat itu sila ”Ketuhanan” masih koma yakni ”Ketuhanan, dengan menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pelemuknya. Jadi belum final.
Baru pada 18 Agustus menjelang sidang PPKI, dr. Hatta, KH Wahid Hasyid, Kihadi Kusumo. Mr Hasan, Kasman Singodimedjo melakukan rapat kilat mengenai 7 kalimat pada sila kesatu Pancasila. Agar dapat menjadi kalimat titik temu, maka digantilah dengan tiga kalimat “Yang Maha Esa”. Ini baru final !
Apalagi kalimat ”dengan menja-lankan syariat Islam bagi pemeluk-2 nya” nantinya dapat berarti yang mewajibkan, zakat, puasa, haji adalah negara, bukan Alloh swt. Apa hal ini nggak syirik?
Alhamdulillah, dengan rohmat besar ini selamatlah negeri ini dari perpecahan. ”Ketuhanan Yang Maha Esa” itulah kalimat titik temu bagi seluruh agama yang ada di Indonesia.
Kalimat titik temu itu juga sudah diterangkan dalan Al qur'an, “Ya ahli kitabi ta'alau sawain baina wabai-nahum” - “Wahai ahli kitab marilah kita pada satu kalimat yang sama titik temu”.
Alhamdulillah di Indonesia ini ada kalimat titik temu, sehingga ketuhanan itu menjadi dasar negara yang paling utama.Seperti juga tercantum di bab 11 pasal 29 ayat no 1.” Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi di Indonesia ini bukan rakyatnya saja yang berketuhanan tapi negaranya berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Satu-satunya negara di dunia yang meng-gunakannya hanya Indonesa. Karena-nya kita harus bersyukur kepada Alloh, syukur kepada penda-hulu kita.
Rosululloh bersabda “Man Lam Yaskurinnas Lam Yaskurilah” - ”Bara-ng siapa tidak syukur kepada sesama manusia tidak syukur kepada Allah”. Seandainya tiga kalimat diatas tidak diganti mungkin Indonesia akan terpecah. Walaupun akhir-akhir ini nampak ada usaha untuk mengem-balikan ”Ketuhanan yang dikoma” lagi. Jadi perlu dipikir sungguh-sungguh tentang hal yang sudah final ini.
Yang penting sekarang akar-akar identitas jati diri diperkuat. Sehingga meski terjadi globalisasi, asal akarnya kuat maka tidak akan terlibas. Sebalik-nya kalau akar identitas Indo-nesia ini tidak diperkuat maka bebe-rapa puluh tahun lagi Indonesia tinggal nama, terlibas oleh globalisasi. Ini yang kami kawatirkan
Diringkas dari : Sambutan Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah pada acara
Pembukaan Seminar Cinta Tanah Air 1-2 Agustus 2007 di ISLAMIC CENTER Surabay
a

Realisasi Wujud Cinta Tanah Air

Realisasi Wujud Cinta Tanah Air
Dalam perspektif agama, semulya-mulya isi hati manusia ialah ‘Al Iman’ (Q.S. Al Anfal/55).
Karena iman itulah yang menjadi pondasi hidup, pegangan hidup, kompas hidup, pelita hidup dan nilai hidup. Adapun cinta tanah air adalah salah satu cabang dari 79 cabang iman (HR Muslim, Abi Dawud, Nasai, Ibnu Majjah. Ket.dari Shohabat Abi Huroiroh). Jadi cinta tanah air itu erat sekali hubungannya dengan agama, sebab cinta tanah air itu bagian dari iman, dan iman itu pokok pangkal agama.
Bagaimanakah mengaplikasikan rasa cinta tanah air itu ? Didalam kitab Dalilul Falihin karangan Muhammad Ibnu `Alan Ash Shiddiqi, diterangkan : “An yanbaghii likaamilil iimaani an ya`muro wathonahu bil `amalish shoolihi wal ihsaani”. Artinya : “Seyogyanya bagi orang yang sempurna imannya akan berbuat kemakmuran tanah airnya dengan amal sholeh dan kebajikan”. Menurut ta`lif diatas, untuk merealisasikan wujud cinta tanah air adalah dengan cara memakmurkan tanah airnya dengan : (1).Amal sholeh, dan (2). Kebaikan. Memakmurkan dalam arti bahasa (arab) ialah “meramaikan”. Dengan kata lain, realisasi wujud cinta tanah air ialah dengan meramaikan/mengisi negeri ini dengan amal sholeh dan kebaikan.
Dengan cara apa ? Banyak hal yang bisa dilakukan untuk itu, seperti : semangat bela negara, menjaga kelestarian ekosistem alamnya, turut serta mencerdaskan masyarakat dengan ilmu yang dimilikinya, ikut membantu membenahi moral penduduk di lingkungannya, mencegah hal-hal buruk yang mengganggu tanah airnya, dan yang tidak kalah penting ialah menjaga dan melestarikan kesucian Negara Republik Indonesia. Adapun kesucian dan kemulyaan Negara Republik Indonesia telah terpuntal didalam Pancasila dan Pembukaan UUD`45. Pancasila dan Pembukaan UUD`45 adalah mutiara kilau kemilau yang harus dijaga sampai kapanpun sebagai bukti cinta tanah air kita.
Usaha Merongrong Pancasila
Pada saat ini, memang ada usaha merongrong Pancasila. Dari kelompok yang berhaluan kiri ingin menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler. Juga adanya bahaya laten yang masih mengancam Pancasila, ialah ideologi marxisme.
Sedangkan dari kelompok yang berhaluan kanan, mereka ingin setback ke masa lalu dengan menambahkan 7 kalimat pada sila pertama : “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. (Piagam Jakarta sebelum penyempurnaan, yg disusun pada 22 juni 1945). Bahkan ada juga kelompok ekstrim kanan yang ingin mengganti Pancasila dengan ‘asas Islam’, dengan sistim pemerintahan khilafah (dipimpin oleh seorang kholifah).
Mereka beralasan, bahwa negara yang ‘baldatun thoyyibatun warobbun ghofur’ ialah negara yang meniru persis seperti negara yang didirikan Rosululloh dan dilanjutkan oleh para kholifah Khulafaur Rosyidin. Bila Indonesia ingin menjadi negara thoyyibah maka hanya dengan itulah satu-satunya cara. Menanggapi sistim pemerintahan khilafah, memang kami pernah mendengar hadits berbunyi : “Sebaik-baik masa adalah masaku dan masa-masa setelahku”. Tetapi bukan berarti kita harus mengikuti simbol-simbolnya seperti sistim pemerintahannya, adat-istiadatnya, surbannya, jenggotnya, dsb. Namun nilai-nilai positifnya-lah yang perlu kita ikuti, sebab pada tiga abad pertama Islam itu adalah masa-masa kejayaan dan keemasan, yaitu dengan muncul dan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu tajwid, ilmu qiroat, ilmu nahwu, shorof, balaghoh, kedokteran, matematika, astronomi, dengan tokoh-tokohnya seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Al Kindi, juga Syafii, Maliki, Hambali, Hanafi, Bukhori, Muslim, dsb. Kalau mau mengikuti maka ikutilah nilai-nilai positifnya kebenaran Abu Bakar, keberanian Umar, kepandaian Ali, bukan simbol-simbolnya. Toh model pemerintahan khilafah tidak menjamin kebaikan negerinya, buktinya…mungkin kita lupa bahwa sepeninggal itu telah terjadi pertumpahan darah berebut kekuasaan di negara Madinah.
Sedangkan menanggapi tentang pengubahan Pancasila dengan menambah 7 kalimat pada sila pertama, atau mengganti Pancasila dengan asas Islam, maka secara tidak langsung berkeinginan memecah belah Bangsa Indonesia yang beraneka suku dan agama. Justru ini adalah langkah mundur. Kalau difahami betul, sebenarnya sila pertama dalam Pancasila ialah ‘Tauhid’. Sebab yang dimaksud ‘Tuhan’ dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, ialah Tuhan yang bernama “Alloh”, bukan lainnya. Apa buktinya ? Bahwa pengertian dalam sila-sila Pancasila itu dijabarkan/ditafsirkan/dijelaskan didalam Pembukaan dan Batang tubuh UUD`45. Buktinya, didalam Pembukaan UUD`45 alinea 3 berbunyi : “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa”. Kemudian didalam Batang tubuh UUD`45 / bab III / pasal 9, berbunyi : “Demi Alloh,”. Dari awal sampai akhir UUD`45 tidak menyebut nama Tuhan lain selain “Alloh”, kalau dialih-bahasakan menjadi Laa ilaaha illalloh. Inilah salah satu kesucian dan kemulyaan Pancasila dan Pembukaan UUD`45 yang harus kita amankan.
Memang kekhawatiran kita terhadap usaha perongrong Pancasila ini perlu kita cermati lebih dalam, karena kelompok masyarakat yang satu ini telah mempunyai kendaraan politik yang mulai mendapat simpatik dari masyarakat luas. Maka tak ada salahnya kalau kita lebih meningkatkan kewaspadaan untuk mengamankan Pancasila dan Pembukaan UUD`45.

* * **

Mungkin ada sebagian yang bertanya-tanya : “Pancasila yang diyakini paling baik dan sempurna telah dijadikan dasar negara, dan tidak diubah-ubah, tapi mengapa sampai sekarang Negara RI masih compang-camping, masih jauh dari cita-citanya. Kenapa bisa begitu ?”.
Jawaban atas pertanyaan ini ialah : Pancasila sebagai dasar Negara RI adalah sudah baik dan sempurna, tapi Pancasila itu tidak bisa praktek sendiri, para penyelenggara negara dan seluruh lapisan bangsa yang harus mempraktekkan Pancasila agar Negara RI bisa mencapai cita-citanya.
Kiranya ada sepenggal kalimat dalam UUD`45 yang banyak dilupakan, yaitu didalam Penjelasan UUD`45 / rum II / judul: Pokok2 pikiran dalam Pembukaan / ayat 4 :
“.....yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur”. Dan disebutkan lagi dalam Penjelasan UUD`45 / rum IV / judul: Undang2 Dasar bersifat singkat dan supel / alinea 4 : “Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun dibikin Undang2 Dasar yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangat para penyelenggara negara, para pemimpin pemerintahan itu bersifat perseorangan, Undang2 Dasar tadi tentu tidak ada artinya dalam praktek”.
Jadi menurut kedua Penjelasan UUD`45 di atas, oleh karena Undang-Undang Dasarnya sudah bagus maka yang penting ialah prakteknya. Dengan praktek itulah maka Negara Republik Indonesia akan mencapai tujuannya.
** * *
Secara obyektif, sebenarnya Pancasila dan Pembukaan UUD`45 itu tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah sampai kapanpun dan oleh siapapun. Adapun alasan-alasannya ialah sbb :
Alasan Pertama.
Pancasila, disamping sebagai dasar negara, Pancasila juga menjadi falsafah hidup Bangsa Indonesia yang tertanam dalam jiwa Bangsa Indonesia sejak berabad-abad lamanya, Pancasila adalah kepribadian Bangsa Indonesia.
Pada pidato Amanat Presiden yang diberi judul “Apa sebab Negara RI berdasarkan Pancasila” pada tgl 24 september 1955 di Surabaya, Presiden Sukarno berkata : “Aku tidak mencipta Pancasila. Sebab sesuatu dasar negara ciptaan tidak akan tahan lama….. Jikalau engkau hendak mengadakan dasar untuk sesuatu negara, jangan bikin sendiri, jangan karang sendiri. Selamilah sedalam-dalamnya lautan dari pada sejarah. Gali sedalam-dalamnya bumi dari pada sejarah….. Aku menggali lima mutiara yang terbenam didalamnya….. Aku bukan pencipta Pancasila… Aku hanya menggali Pancasila dari pada buminya Bangsa Indonesia sendiri. Aku gali kembali dan aku sembahkan Pancasila ini atas persada Bangsa Indonesia kembali untuk dipakai sebagai dasar dari pada wadah yang harus berisi masyarakat yang beraneka agama, beraneka suku, beraneka adat-istiadat”.
Dan lagi, pada tgl 5 juni 1958 di Jakarta, dalam pidato Bung Karno yang berjudul “Pancasila membuktikan dapat mempersatukan Bangsa Indonesia”, beliau mengulangi lagi bahwa ia bukan pembentuk dan pencipta Pancasila, melainkan sekedar salah seorang penggali dari pada Pancasila itu. (Kedua pidato Presiden Sukarno diatas kami nukil dari buku “Perjuangan Bangsa Indonesia menegakkanPancasila dalam masa penjajahan” hal 164, karangan Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo). Jadi Pancasila itu bukan karangan siapa-siapa. Jiwa Pancasila telah ada sejak dahulu bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia. Para pendiri negara hanyalah menggali dan merumuskan apa yang sudah ada dalam benak Bangsa Indonesia sejak dulu.
Oleh sebab itu, pada tgl 1 juni 1945 mungkin lebih tepatnya bukan disebut ‘Hari lahirnya Pancasila’ tapi ‘Hari lahirnya istilah Pancasila’. Atau pada tgl 29 mei 1945 bisa juga disebut ‘Hari lahirnya redaksionil Pancasila’ karena pada hari itu pertama kalinya lima sila disampaikan oleh Mr. Muh.Yamin secara lesan (pidato) maupun tertulis di depan BPUPKI (ada perbedaan dalam redaksionil rumusan lima sila secara lisan dengan yang tertulis). Walaupun Mr.Muh.Yamin tidak memberi nama ‘Pancasila’ tapi redaksionil dalam lima sila (rumusan tertulis) itulah yang paling mirip/mendekati dengan redaksionil Pancasila yang berlaku sah sampai sekarang.
Berdasarkan fakta di atas, mungkinkah Pancasila yang sejak ribuan tahun lalu telah menjadi jiwa Bangsa Indonesia, menjadi kepribadian Bangsa Indonesia, identitas Bangsa Indonesia, dan kemudian dijadikan dasar negara, akan bisa diubah seenaknya? Tidak bisa, kecuali bila Bangsa Indonesia dimusnahkan dulu, lalu dimunculkan bangsa yang baru, maka bisalah mengganti Pancasila, tapi itu tidak mungkin terjadi.
Jadi Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
Alasan Kedua.
Pada zaman Sriwijaya dan Majapahit, Bangsa Indonesia telah mengalami masa yang gemilang, mempunyai negara yang merdeka, bangsa yang bersatu dan berdaulat, mengenyam kehidupan yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja, karena unsur2 yang terdapat didalam Pancasila telah menjadi asas dan menjiwai kehidupan Bangsa Indonesia di zaman Sriwijaya dan Majapahit.
Didalam buku “Orientasi singkat Pancasila” hal 15, karangan Prof. Darji Darmodiharjo SH., diterangkan : Bahwa memang istilah Pancasila telah dikenal pada zaman Kerajaan Majapahit di abad XIV M, yaitu sebagaimana terdapat didalam buku “Nagarakertagama” karangan Prapanca dan didalam buku “Sutasoma” karangan Tantular, dengan sebutan : ‘Pancasila Krama’ artinya : Pelaksanaan kesusilaan yang lima.
Oleh sebab itu, bila Bangsa Indonesia ingin mengulang kembali kejayaan yang pernah dialami oleh Sriwijaya dan Majapahit, maka Pancasila harus tetap menjadi asas dan menjiwai kehidupan Bangsa Indonesia di Negara RI ini.
Mungkinkah ada unsur ketidaksengajaan sehingga Pancasila itu bisa berlanjut sejak Sriwijaya, lalu Majapahit, dan kemudian Negara RI? Jelas disini ada ‘Kehendak Agung’ yang mengaturnya. Oleh sebab itu Pancasila tidak boleh diubah karena sudah menjadi Kehendak Pengatur alam semesta.
Alasan Ketiga.
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti semua sumber hukum atau peraturan2, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang2), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya.
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
Alasan Keempat.
Dalam pembukaan sidang pertama BPUPKI tgl 29 mei 1945, Dr.KRT. Radjiman Wedyodiningrat (ketua) meminta agar sidang mengemukakan dasar Indonesia Merdeka.
Pada saat yang sama pula, Mr.MuhYamin dan R.P.Suroso mengutarakan pentingnya merumuskan dasar negara Indonesia. Selanjutnya Mr.Muh.Yamin menyampaikan lima dasar untuk Negara Indonesia Merdeka.
Tgl 31 mei 1945, Prof.Dr.Soepomo dalam pidatonya juga membicarakan bagaimana dasar-dasar Indonesia Merdeka.
Tgl. 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI, Ir.Sukarno mengemukakan dasar Indonesia Merdeka, selanjutnya beliau memberi nama Pancasila.
Pada tgl 22 juni 1945, sembilan tokoh menyusun Piagam Jakarta yang merupakan cikal bakal rumusan Pancasila dan Pembukaan UUD`45.
Dan akhirnya pada tgl 18 agustus 1945 disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi dasar negara.
(Dalam buku “Orientasi singkat Pancasila” hal. 9-10, karangan Prof. Darji Darmodiharjo SH.).

Jangan takut mati untuk NKRI

JANGAN TAKUT MATI UNTUK NKRI
Dalam kitab hadits Jami'ush shoghir jilid 1 bab huruf tsa' Nabi Muhammad SAW menerangkan tanda tanda orang munafik. Hal ini perlu disampaikan mengingat akhir akhir ini muncul kelompok islam garis keras yang hendak mengingkari kesepakatan para pendiri bangsa indonesia tentang negara kesatuan republik indonesia (NKRI).
Dalam hadits itu disebutkan, orang munafik memiliki 3 tanda. Jika 3 tanda itu ada pada diri seseorang maka ia adalah munafik.
1. Tatkala berbicara ia dusta.
2. Tatkala berjanji tidak ditepati.
3. Tatkala diberi amanat/kepercayaan ia khianati.
Walaupun mengaku beragama islam, melaksanakan puasa dibulan Romadhon, sholat lima waktu, ibadah gaji, umroh, tetapi jika 3 tanda itu melekat padanya maka orang seperti itu tetap munafik. Dan orang munafik itu tempatnya disiapkan di neraka.
Setelah selama 434 tahun mengalami susah payah, pengorbanan jiwa dan harta benda yang tidak terhingga, bangsa indonesia akhirnya dapat lepas dari penjajahan. Tapi setelah merdeka dari penjajah, bangsa indonesia masih saja menghadapi persoalan yang rumit. Apa itu ? Menyangkut kesepakatan mengenai dasar negara.
Indonesia ini bangsa yang majemuk, agama yang dianut penduduknya beragam. Ada yang beragama hindu, budha, katolik, kristen protestan, dan mayoritas beragama Islam. Muncul persoalan negara apa yang hendak di dirikan. Apakah berdasarkan agama hindu katolik budha kristen protestan atau agama Islam. Jika demikian itu namanya negara agama. Orang Islam ngotot bahwa negara harus berdasarkan agama Islam tapi tuntutan itu membuat penganut agama lain tidak suka. Jika tidak menghendaki negara berdasarkan salah satu agama, tapi juga tidak mau mendirikan negara netral dari agama. Negara seperti apa kok contohnya belum ada, bukan negara agama, bukan negara netral agama. Ini sulitnya bukan main.
lima orang tokoh antara lain Drs. Much. Hatta, Mr. Hasan dari aceh, Kasman Singodimejo, KH. Wachid Hasyim (seorang ulama' besar Nahdhotul Ulama- NU), Ki bagus hadi (ulama besar Muhammadiyyah) sepakat 7 kata di belakang ketuhanan diganti 3 kata yaitu yang maha esa dan tanda koma di belakang ketuhanan dihapus. Menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. Dan dua tokoh besar KH. Wachid Hasyim dan Ki bagus hadi kusumo sepakat "yang maha Esa" diberi makna tauhid.
Setelah selesai, kira kira kurang lima belas menit, hasil kesepakatan itu kemudian diajukan pada rapat panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) yang pesertanya berjumlah 27 orang. Alhamdulillah usulan kesepakatan 5 tokoh itu diterima. Karena kesepakatan itu negara kesatuan republik indonesia tidak sampai pecah belah dan akhirnya pada tanggal 18 agustus 1945 negara resmi berdiri. Jadi yang mempersatukan semua golongan yang ada di bangsa yang majemuk ini adalah tiga kata yang maha esa. Ini konsensus dasar, kesepakatan dasar dan begitulah sejarah berdirinya NKRI ini sampai sekarang.
Di alenia ke 4 pembukaan UUD 1945, ketuhanan yang maha esa itu menjadi dasar pertama;
1. Ketuhanan yang maha esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sayang akhir akhir ini ada pihak dari luar yang sengaja ikut naik satu satunya kapal NKRI ini. Mereka menggarap organisasi organisasi islam aliran keras yang tujuannya mengganti NKRI dengan negara khilafah.
Kalau sampai ada yang ikut berarti menjadi kelompok orang khianat terhadap konsensus itu. Dalam Al Qur-an diterangkan, Alloh tidak suka kepada orang orang khianat. Tentang kelompok itu mungkin saja pemerintah sendiri tidak terasa, karena lemah. Namanya Hizbut Tahrir, terhadap ancaman ini kita harus berani, harus benar dan pandai untuk membela NKRI. Sudah tidak bisa ditawar tawar lagi.
Bendera negara kita merah putih. Merah diberi makna berani, bukan berani karena takut, bukan berani karena terpaksa tapi berani karena benar. Sedang putih maknanya suci, bukan berani korupsi. Berani korupsi itu berani yang kotor, termasuk khianat. Lisan mengucapkan cinta tanah air tapi prakteknya menggerogoti tanah air.
Dunia ibarat lautan karangnya tajam tajam gelombangnya sangat besar. Dan negara negara itu ibarat kapal berlayar diatas lautan dunia yang luas. Begitu pula negara kita ini. Kalau bukan kita yang melaha dan kalau bukan kita sendiri yang mencintai, lalu siapa ? Apakah kita ingin ikut menjadi munafik yang dilaknati Alloh ? Tentu tidak.
Kalau tidak mau nasionalis jangan menyebut indonesia. Al Qur-an surat Hujurot menerangkan, yaa ayyuhannasu inna kholaqnakum min dzakarin wa untsaa...."wahai manusia saya (Alloh) jadikan kamu itu bangsa bangsa. Penciptaan manusia menjadi berbangsa bangsa itu menunjukkan nasionalis" mencintai bangsa dan tanah airnya.
Mengganti menjadi negara islam. Manakah dalilnya dalam Al Qur-an ? Tidak ada negara islam dalam Al Qur-an itu. Itu hanya kedok saja.
Inti ajaran islam itu tauhid dan dasar negara kita ketuhanan yang maha era itu kti tauhid. Mengapa tauhid akan digusur ? Hati hati ! Di yordania aliran keras ini sudah dilarang. Di mesir dilarang di malaysia dilarang di yaman dilarang tapi di indonesia tidak dilarang. Kenapa ? Karena lemah.
Ada ulama besar timur tengah. Setelah lama di indonesia dan diberi keterangan masalah pancasila, beliau merasa maju. Sesudah menerima penjelasan mengenai pancasila beliau lantas membenarkan ramalan orang eropa yang pernah didengarnya. Bahwa dimasa mendatang, mungkin negara indonesia akan mejadi super power perdamaian dunia. Sebagai orang arab, kata orang itu, saya maju. Negara kami satu bangsa satu budaya satu bahasa satu agama, tapi mengapa kami tidak bisa bersatu, malah pecah belah menjadi 20 negara. Kenapa tidak bisa mendirikan negara kesatuan arab. Seperti indonesia, agama penduduknya macam macam ada hindu budha kristen islam, sukunya 300 lebih, pulaunya lebih dari 13 ribu, kekayaanya melimpah tapi bisa bersatu, NKRI. Itu ajaib.
Katanya akan mengislamkan islam. Bayangkan kata kata itu ! Kata kata itu jelas menunjukkan yang pertama digarap adalah orang orang islam seperti NU, Muhammadiyyah, termasuk shiddiqiyyah. Mengapa tidak mau menggarap orang kristen ? Masak orang kristen akan didalili dengan Al Qur-an. Al Qur-an cuma dijadikan alat untuk menipu. Aliran jihadi keras, aliran salafi wahabi keras, hizbut tahrir atau hizbut thoghut (tersesat) keras.
Seandainya organisasi lain tidak ada yang berani melawan, biar shiddiqiyyah sendiri yang melawan. Dan seandainya tidak ada yang membantu shiddiqiyyah, saya cari teman sendiri. Apa itu ? Nyamuk kerikil angin tawon itu bisa dijadikan teman. Oleh sebab itu jangan dikira shiddiqiyyah itu lunak lembut santun tidak bisa keras. Kalau pendidikan memang mematuhkan santun dan halus. Terserah manfaatnya saja. Kalau lunak ya lunak kalau keras ya bisa keras. Tapi kalau ada yang mengutak atik NKRI tidak boleh dibiarkan.
Oleh sebab itu seluruh warga thoriqoh Shiddiqiyyah harus betul betul membela NKRI. Jangan takut mati, kalau mati, mati sahid.





Diringkas dari fatwa mursyid thoriqoh Shiddiqiyyah, MUKHTARULLOH ALMUJTABA pada cara tasyakuran penutupan pendidikan dan pelatihan HAS ( Hisnul Aman Shiddiqiyyah ) gelombang 1 tahun 2009. Sabtu, 25 Dzulhijjah 1430 (23/12/2009).

MAKLUMAT MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH SYEIKH MUKHTARULLOH AL MUJTABA , TENTANG PEMBELAAN TERHADAP NKRI

MAKLUMAT MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH SYEIKH MUKHTARULLOH AL MUJTABA , TENTANG PEMBELAAN TERHADAP NKRI
BISMILLAAHIR ROCHMAANIR ROCHIIM
1. Sejak zaman Rosululloh SAW sampai sekarang tidak ada negara Islam. Pada zaman Rosululloh yang ada negara madinah, bukan negara Islam. Didalam Al Qur-an sendiri tidak ada yang menerangkan tentang negara islam, yang ada negara Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur (QS. Saba' : 15)
2. Didunia ini tidak ada negara yang disandarkan kepada Tauhid, kecuali negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)
1. Batang tubuh UUD 1945 bab 11 judul agama, pasal 29 ayat 1 : "Negara berdasar ketuhanan yang maha esa".
2. Dalam pancasila sila pertama: "Ketuhanan yang maha esa".
Dan hanya NKRI-lah satu satunya negara didunia yang sudah sesuai dengan Al Qur-an.
3. Sumpah jabatan mulai dari atas sampai bawah juga disandarkan kepada Alloh : "Demi Alloh" (UUD 1945 bab 3 judul kekuasaan pemerintahan negara, pasal 9 ayat 1)
4. Kemerdekaan bangsa indonesia juga disandarkan kepada "Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa".(pembukaan UUD 1945 alinea 3)
Maha kuasa itu sifatnya dinamis, maha esa itu sifatnya statis.
Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa inilah mahkotanya bangsa indonesia, dan berkat Rohmat itu asalnya dari kalimat Bismillaahirrochmaanirrochiim.
5. Dalam lambang burung garuda, sila pertama dalam pancasila "Ketuhanan yang maha esa" dilambangkan bintang, warnanya kuning keemasan yang kilau kemilau, ini mengandung makna Nur Cahyo atau istilah Al Qur-an "Nuurun 'ala nuurin", dan bintangnya itu sudutnya ada lima, maksudnya untuk menerangi :
1. Dasar negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 4)
2. Sifat negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 2)
3. Tujuan negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 4).
Terhadap kelompok kelompok yang mengancam pancasila dan ketuhan NKRI, termasuk NII (negara islam indonesia), OPSHID (organisasi pemuda shiddiqiyyah) dan seluruh warga thoriqoh shiddiqiyyah harus menonjolkan pembelaan terhadap pancasila dan NKRI.
Sebab bagi Shiddiqiyyah, membela tanah air itu hukumnya wajib 'ain.

AL HAMDULILLAAHI ROBBIL 'ALAMIIN



Maklumat ini disampaikan mursyid thoriqoh shiddiqiyyah secara langsung kepada DPP OPSHID di pusat : Losari Ploso Jombang, pada hari sabtu pon tanggal 26 Jumadil awal 1432 H. /30 April 2011 M. Disalin dan disebarluaskan kepada warga Shiddiqiyyah oleh DPP OPSID.

MAKLUMAT MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH SYEIKH MUKHTARULLOH AL MUJTABA , TENTANG PEMBELAAN TERHADAP NKRI

MAKLUMAT MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH SYEIKH MUKHTARULLOH AL MUJTABA , TENTANG PEMBELAAN TERHADAP NKRI
BISMILLAAHIR ROCHMAANIR ROCHIIM
1. Sejak zaman Rosululloh SAW sampai sekarang tidak ada negara Islam. Pada zaman Rosululloh yang ada negara madinah, bukan negara Islam. Didalam Al Qur-an sendiri tidak ada yang menerangkan tentang negara islam, yang ada negara Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur (QS. Saba' : 15)
2. Didunia ini tidak ada negara yang disandarkan kepada Tauhid, kecuali negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)
1. Batang tubuh UUD 1945 bab 11 judul agama, pasal 29 ayat 1 : "Negara berdasar ketuhanan yang maha esa".
2. Dalam pancasila sila pertama: "Ketuhanan yang maha esa".
Dan hanya NKRI-lah satu satunya negara didunia yang sudah sesuai dengan Al Qur-an.
3. Sumpah jabatan mulai dari atas sampai bawah juga disandarkan kepada Alloh : "Demi Alloh" (UUD 1945 bab 3 judul kekuasaan pemerintahan negara, pasal 9 ayat 1)
4. Kemerdekaan bangsa indonesia juga disandarkan kepada "Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa".(pembukaan UUD 1945 alinea 3)
Maha kuasa itu sifatnya dinamis, maha esa itu sifatnya statis.
Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa inilah mahkotanya bangsa indonesia, dan berkat Rohmat itu asalnya dari kalimat Bismillaahirrochmaanirrochiim.
5. Dalam lambang burung garuda, sila pertama dalam pancasila "Ketuhanan yang maha esa" dilambangkan bintang, warnanya kuning keemasan yang kilau kemilau, ini mengandung makna Nur Cahyo atau istilah Al Qur-an "Nuurun 'ala nuurin", dan bintangnya itu sudutnya ada lima, maksudnya untuk menerangi :
1. Dasar negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 4)
2. Sifat negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 2)
3. Tujuan negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 4).
Terhadap kelompok kelompok yang mengancam pancasila dan ketuhan NKRI, termasuk NII (negara islam indonesia), OPSHID (organisasi pemuda shiddiqiyyah) dan seluruh warga thoriqoh shiddiqiyyah harus menonjolkan pembelaan terhadap pancasila dan NKRI.
Sebab bagi Shiddiqiyyah, membela tanah air itu hukumnya wajib 'ain.

AL HAMDULILLAAHI ROBBIL 'ALAMIIN



Maklumat ini disampaikan mursyid thoriqoh shiddiqiyyah secara langsung kepada DPP OPSHID di pusat : Losari Ploso Jombang, pada hari sabtu pon tanggal 26 Jumadil awal 1432 H. /30 April 2011 M. Disalin dan disebarluaskan kepada warga Shiddiqiyyah oleh DPP OPSID.
SHEIKH SITI JENAR

Sheikh Siti Jenar
adalah tokoh kontroversial sekaligus legendaris dalam sejarah Islam di Jawa karena "pembangkangan tasawufnya" dan mitos kesaktian yang dimilikinya.

Saat pemerintahan kerajaan Islam Sultan Bintoro Demak I (1409 M). Kehadiran Syeikh Siti Jenar ternyata menimbulkan kontraversi. Pandangan Syeikh Siti Jenar yang mengganggap alam kehidupan manusia di dunia sebagai kematian, sedangkan setelah menemui ajal disebut sebagai kehidupan sejauh, yang mana dia adalah manusia dan sekaligus Tuhan, sangat menyimpang pendapat walisongo, dalil dan Hadits, Siti Jenar dianggap telah merusak ketentraman dan melanggar peraturan kerajaan, yang menuntun dan membimbing orang secara salah. Oleh karena itu legitimasi dari Sultan Demak, diutuslah beberapa wali ke tempat Siti Jenar di suatu daerah desa Krendhasawa. Untuk membawa Siti Jenar ke Demak atau memenggal kepalanya. Akhirnya Syeikh Siti Jenar wafat (ada yang mengatakan dibunuh, ada yang mengatakan bunuh diri).
Nama lain Siti Jenar antara lain seh lemah abang atau lemah abang,seh sitibang,seh sitibrit atau situ abri, Hasan Ali dan Sidi Jenar. Keberadaan Siti Jenar diantara wali wali berbeda beda. Syeikh Siti Jenar yang mengaku mempunyai sifat sifat dan sebagai dzat Tuhan, dimana sebagai manusia mempunyai 20 sifat dikumpulkan didalam budi lestari yang menjadi wujud mutlak dan disebut dzat, tidak ada asal usul serta tujuannya.
Syeikh Siti Jenar menganggap dirinya inkranasi dari dzat yang luhur, bersemangat sakti dan kebal dari kematian, manunggal denganNya. Segala sesuatu yang terjadi adalah ungkapan dari kehendak Dzat Alloh, maha suci, sholat 5 waktu dengan memuji dan dzikir adalah kehendak pribadi manusia dengan dorongan dari badan halusnya. Wujud lahiriya h Siti Jenar adalah Muhammad, mewakili kerosulan, Muhammad bersifat suci, sama sama merasakan kehidupan, merasakan manfaat pancaindera.
Syeikh Siti Jenar mengetahui segala galanya sebelum terucapkan melebihi makhluk lain (kaweruh sakdurunge minarah) karena itu ia juga mengakui sebagai Tuhan. Siti Jenar yang berpegang pada konsep bahwa manusia adalah jelmaan Dzat Tuhan. Maka ia memandang alam semesta sebagai makrokosmos sama dengan mikrokosmos. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang mana jiwa sebagai penjelmaan dzat Tuhan dan raga adalah bentuk luar dari jiwa dengan dilengkapi pancaindera maupun organ tubuh.
Syeikh Siti Jenar memandang bahwa pengetahuan tentang kebenaran ketuhanan diperoleh manusia bersamaan dengan penyadaran diri manusia itu sendiri. Dalam pandangan Siti Jenar Tuhan adalah dzat yang mendasari dan sebagai sebab adanya manusia, flora, fauna dan segala yang ada, sekaligus menjiwai sebagai sesuatu yang berwujud, yang keberadaan yang tergantung pada adanya dzat itu. Ini dibuktikan dari ucapan Syeikh Siti Jenar bahwa dirinya memiliki sifat sifat Tuhan.
Kaitan ajaran Syeikh Siti Jenar dengan manunggaling kawulo Gusti tidak ada secara eplisit yang menyimpulkan bahwa ajarannya itu adalah Manunggaling kawulo Gusti, yang merupakan asli bagian dari budaya Jawa. Sebab manunggaling kawulo Gusti khususnya dalam konteks religio spiritual. Manunggaling kawulo Gusti adalah tataran yang dapat dicapai tertinggi manusia dalam meningkatkan kualitas dirinya. Tataran ini adalah Insan kamilnya kaum muslimin. Kalau misalnya dengan kekhusu'an manusia semedi malam ini, ia memperoleh pengalaman mistik atau pengalam religius yang disebut manunggaling kawulo Gusti, sama sekali tidak ada dan manfaatnya kalau besok atau lusa lantas menipu atau mencuri atau tindakan tindakan tercela. Kisah Dewa Ruci adalah yang menceritakan kejujuran dan keberanian membela kebenaran yang tanpa kesucian tak mungkin Bima berjumpa Dewa Ruci.
Manunggaling kawulo Gusti bukan ilmu melainkan hanya suatu pengalaman yang sendirinya tidak ada masalah boleh atau tidak boleh, tidak ada ketentuan. Menurut Sunan Giri faham Syeikh Siti Jenar belum boleh diajarkan kepada masyarakat luas, sebab mereka bisa bingung apalagi saat itu masih banyak orang yang masuk Islam. Sebagaimana seperti percakapan Siti Jenar dengan Sunan Giri:
Pedah punapa mbibingung, ngangelaken ulah ngelmi, njeng Sunan ngandiko, Bener kang koyo sireki, nanging luwih kalupatan, wong wadheh ambuka wadi. Telenge bae pinulung, pulunge tampa aling aling, kurang waskitha ing cipta, lunturing ngelmu sejati, sayekti kanthi nugraha, tan saben wong anampani.
Artinya:
Syeikh Siti Jenar berkata: untuk apa kita membuat bingung, untuk apa kita mempersulit ilmu? sunan Giri berkata: bener yang anda ucapkan, tetapi anda bersalah besar, karena berani membuka ilmu rahasia secara tidak semestinya. Hakekat Tuhan langsung di ajarkan tanpa ditutupi, itu tidaklah bijaksana. Semestinya ilmu itu hanya di anugerahkan kepada mereka yang benar benar telah matang. Tak boleh diberikan begitu saja kepada setiap orang.
IMAM AL GHOZALI
(450-505 H)
Nama lengkap al Ghozali adalah Zainudin Hujatul Islam Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad al Ghozali. Beliau dilahirkan dikota Thos, di khurasan 10 mil dari Nisabur, Persia, pada tahun 450 H. Beliau belajar fiqih pada ulama fiqih Syafi'i yang besar, Immamul Haraini Abul 'Ali al Juwaini (wafat 478 H) di Neseri Nisabur, Persia.
Imam Ghozali juga ikut mengajar pada sekolah tinggi Syafi'iyah an Mizhmiyah di Baghdad tahun 484 H. Imam Ghozali seorang 'alim besar. Majelis pengajiannya diberi nama oleh orang dengan julukan "Majelis 300 sorban besar". Beliau selain ahli fiqih juga ahli tasawuf yang tak ada tandingannya ketika itu. Kitabnya dalam tasawuf ialah kitab: Ihya Ulumuddin yang terkenal dan sekarang dipakai ulama dalam dunia Islam.
Dalam fiqih Syafi'i beliau mengarang kitab kitab al-Wasith, al-Basith dam al-Wajiz yang sampai sekarang terpakai pada sekolah sekolah Syafi'iyyah. Imam Ghozali mengarang kurang lebih 47 buah kitab, dari berbagai ilmu pengetahuan, bukan saja Ilmu Fiqih tetapi juga Ilmu usul fiqih, ilmu tasawuf, ilmu filsafat, Ilmu al-Qur an dan lain lain. Imam kelaspGhozali begitu luas dan dalam Ilmunya, tetapi dalam ilmuny fiqih masih mengikuti Imam Syafi'i. Karangan karangan kitab Imam Ghozali diantaranya:
1. Ihya Ulumuddin
2. Tahafutul Falasifah
3. Al Iqtisad Fil I'tiqad
4. Al Munqidz Minad Dalal
5. Jawahiril Quriin
6. Mizanul 'Amal
7. Al Maqshodul Asna Fi Ma'an Asamil Husnah
8. Faisahlut Thoriqoh Bainal Islam waz Zindiqoh
9. Al Qisthosul Mustaqim
10. Al Mustazhari
11. Hujatul Haq
12. Mufshilul Khilaf
13. Kimiayaus Sa'adah
14. Kitabul Basith
15. Al Wasith
16. Al Wajiz
17. Khulasatul Mukhtasar
18. Yaqutut Ta'wil Fi Tafsir Tanzil (40 jilid)
19. Al Mushtashfa
20. Al Mankhul
21. Al Muntaha Fi Ilmi Jidat
22. Mi'yarul Ulum
23. Al Maqoshid
24. Al Madanun
25. Misykatul Anwar
26. Mahkun Nadhar
27. Tilbisu Iblis
28. Nashihatul Muluk
29. Ad Durarul Fakhiroh
30. Anisul Wahdah
31. Al Qurba Ilalloh
32. Akhlaqul Abroor
33. Bidayatul Hidayah
34. Al Arba'in Fi Usuluddin
35. Az Zari'yah
36. Al Mabaadi Rual Khayaat
37. Talbisu iblis
38. Nashihatul Muluk
39. Syifa'ul 'Alim
40. Iljamut 'Awam
41. Al Intishar
42. Al 'Ulumuddiniyah
43. Ar Risatul Qudsiyah
44. Itsbatun Nadhar
45. Al Ma'khodl
46. Al Qoulul Jamil
47. Al Maali
Imam Ghozali telah meninggalkan nama dan jasa yang sangat berharga bagi umat Islam seluruhnya.
IMAM BUKHORI
Sumber dari segala sumber hukum yang utama atau yang pokok di dalam agama Islam adalah Al Quran dan Hadits. Selain sebagai sumber hukum, Al Quran dan Hadits juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang universal. Isyarat sampai kepada ilmu yang mutakhir telah tercantum didalamnya. Oleh karenanya siapa yang ingin mendalaminya maka tidak akan ada habis habisnya keajaibannya.
Untuk mengetahui Hadits Hadits Nabi maka salah satu dari beberapa penting yang tidak kalah menariknya untuk diketahui profil atau sejarah orang orang yang mengumpulkan Hadits, yang dengan jasa jasa mereka kita yang hidup pada zaman sekarang ini dapat dengan mudah memperoleh sumber hukum secara lengkap dan sistematis serta dapat melaksanakan atau meneladani kehidupan Rosululloh untuk beribadah seperti yang di contohkannya.
Abad ketiga Hijriyah merupakan kurun waktu terbaik untuk menyusun atau menghimpun Hadits Nabi di dunia Islam. Waktu itulah hidup enam penghimpun ternama Hadits Shohihnya yaitu:
Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, Imam Ibnu Majah.
Adapun urutan pertama yang paling terkenal diantara 6 tokoh tersebut diatas adalah Amirul Mu'minin Fil Hadits ( pemimpin orang mukmin dalam Hadits ) suatu gelar ahli Hadits tertinggi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdulloh Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah. Abu Abdulloh Muhammad bin Ismail terkenal kemudian sebagai Imam Bukhori, lahir di Bukhara pada 13 Syawwal 194 H ( 21 Juli 810 M ) cucu seorang Persia bernama Bardizbah. Kakeknya, Bardizbah adalah pemeluk Majusi agama kaumnya. Kemudian putranya al-Maghirah memeluk Islam di bawah bimbingan al-Yaman al-Ja'fi, gubernur Bukhara. Pada masa itu wala dinisbatkan kepadanya, karena itulah ia dikatakan " al-Mughirah al-Ja'fi ".
Mengenai kakeknya, Ibrahim tidak terdapat data yang menjelaskan. Sedangkan ayahnya, Ismail, seorang ulama besar ahli Hadits. Ia belajar Hadits dari Hammad bin Zayd dan Imam Malik. Riwayat hidupnya telah dipasarkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab As-Siqat, begitu kti putranya, Imam Bukhori, membuat biografinya dalam at-Tarikh al-kabir. Ayahnya Bukhori disamping sebagai orang berilmu ia juga sangat wara' (menghindari yang subhat/meragukan dan haram) dan takwa. Di ceritakan bahwa ketika menjelang wafatnya ia berkata: " Dalam harta yang kumiliki sidak terdapat sedikitpun uang yang haram maupun yang subhat". Dengan demikianlah Bukhori hidup dan terlahir dalam lingkungan keluarga yang berilmu. Tidak heran jika ia lahir dan mewarisi sifat sifat dari ayahnya itu.
Imam Bukhori di lahirkan di Bukhara setelah sholat Jum'at. Tak lama setelah bayi yang lahir itu membuka matanya, ia pun kehilangan penglihatannya. Ayahnya sangat bersedih hati. Ibunya yang sholeha menangis dan selalu berdoa ke hadapan Tuhan, memohon agar bayinya bisa melihat. Kemudian dalam tidurnya perempuan itu bermimpi di datangi Nabi Ibrahim yang berkata: "Wahai ibu, Alloh telah menyembuhkan penyakit putramu dan kini ia sudah dapat melihat kembali, semuanya itu berkat do'amu yang tiada henti hentinya". Ayahnya meninggal di waktu Imam Bukhori masih kecil dan meninggalkan banyak harta yang memungkinkan ia hidup dalam pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Dia dirawat dan di didik oleh ibunya dengan tekun dan penuh perhatian.
Keunggulan dan kejeniusan Imam Bukhori sudah nampak semenjak masih kecil. All oh menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewah menghafal Hadits. Ketika berusia 10 tahun ia sudah banyak menghafal Hadits. Pada usia 16 tahun ia bersama ibunya dan abang sulungnya mengunjungi berbagai kota suci. Dalam usia 16 tahun ia sudah hafat kitab Sunan Ibnu Mubarok dan Waki, juga mengetahui pendapat pendapat ahli Ra'yi (penganut faham rasional) dasar dasar dan mahdzabnya.
Tahun 210 H Bukhori berangkat menuju Baitulloh untuk menunaikan ibadah gaji, di sesuai ibu dan saudaranya, Ahmad. Statearan yang lebih tua ini kemudian kembali ke Bukhoro, sedang Bukhori sendiri memilih Makkah sebagai tempat tinggalnya. Makkah merupakan salah satu tempat ilmu yang penting di Hijaz. Sewaktu Bukhori, ia pergi ke Madinah. Dikedua tanah suci itulah ia menulis sebagian karya karyanya dan menyusun dasar dasar kitab Al-Jami' as-Shohih dan pendahuluannya.
Ia menulis Tarikh Kabirnya di dekat makam Nabi Muhammad SAW dan banyak menulis diwaktu malam hari yang terang bulan. Kemudian ia pun memulai studi perjalanan dunia Islam selama 16 tahun. Dalam perjalanan ke Berbagai mengeri hampir semua negeri Islam telah ia kunjungi sampai keseluruh Asia Barat. Diberitakan bahwa ia pernah berkata: "saya telah mengunjungi Syam, Mesir, dan Jazirah masing masing dua kali, ke Basrah empat kali, menetap di Hijaz ( Makkah dan Madinah ) selama 6 tahun.
Dalam setiap perjalanannya yang melelahkan itu Imam Bukhori senantiasa menghimpun Hadit Hadits dan ilmu pengetahuan dan mencatatnya sekaligus. Ia merawi Hadits dari 80000 perawi dan berkat ingatannya yang memang super jenius, ia dapat menghafal Hadits sebanyak itu lengkap dengan sumbernya. Kemasyhuran Bukhori segera mencapai bagian dunia Islam yang jauh dan kemanapun ia pergi selalu di elu elukan. Pada tahun 250 H, Imam Bukhori mengunjungi Naisabur. Kedatangan disambut gembira oleh para penduduk juga gurunya, al-Zihli dan para ulama lainnya.
Imam Bukhori wafat pada malam Idul Fithri tahun 255 H (31 Agustus 870 M) dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar di kafani 3 helai kain, tanpa baju dalam dan tak memakai sorban. Peran itu di laksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Jenazahnya di kebumikan lepas Dhuhur, hari Saya Idul Fithri, sesudah melewati perjalanan hidup panjang yang penuh dengan berbagai amal yang mulia. Semoga Alloh melimpahkan Rahmad dan Ridhonya.
Pengembaraannya ke berbagai negeri telah mempertemukan dengan guru guru berbobot dan dapat dipercaya yang mencapai jumlah sangat banyak. Diantara guru guru besar itu adalah : Ali Ibnu al-Madini, Ahmad Ibnu Hanbal, Yahya Ibnu Ma'in, Muhammad Ibnu Yusuf al-Faryabi, Maki Ibnu Ibrahim al-Bakhi, Muhammad Ibnu Yusuf al-Baykandi dan Ibnu Rahawaih.
Guru guru yang Haditsnya diriwayatkan dalam kitab shohihnya sebanyak 289 orang guru.
Karena kemasyhurannya sebagai seorang alim yang jenius sangat banyak muridnya yang belajar dan mendengar langsung Haditsnya dari dia. Diantara sekian banyak muridnya yang paling menonjol adalah: Muslim bin al-Hajjaj, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Abu Dawud, Muhammad bin Yusuf al-Firabri, Ibrahim bin Ma'qii al-Nasafi dan Mansur bin Muhammad al-Bazdawi.
Imam Bukhori adalah seorang yang berbadan kurus, berpawakan sedang tidak terlalu tinggi juga tidak pendek, kulitnya agak kecoklatan dan sedikit sekali makan. Ia sangat pemalu namun ramah, dermawan, menjauhi kesenangan dunia dan cinta akherat. Imam Bukhori sangat hati hati dan sopan dalam berbicara dan dalam mencari kebenaran yang hakiki disaat mengkritik para parawi. Meskipun ia sangat sopan dalam mengkritik para perawi, namun ia banyak meninggalkan Hadits yang diriwayatkan seseorang hanya karena orang itu diragukan. Selain dikenal sebagai ahli Hadits Imam Bukhori juga sebenarnya adalah ahli dalam fiqih. Dia mempunyai pendapat pendapat yang digalinya sendiri. Pendapat pendapat itu terkadang sejalan dengan madzhab Abu Hanifah terkadang sesuai dengan madzhab Syafi'i dan kadang kadang berbeda dengan keduanya. Jadi kesimpulan Imam Bukhori adalah seorang ahli Hadits dan ahli fiqih yang berijtihad sendiri.
Diantara hasil karya Imam Bukhori adalah:
Al Jami' as-Shohih
Al Adab al-Mufrod
At-Tarikh as-Shoghir
At-Tarikh al-Awsat
At-Tarikh al-Kabir
Al-Musnad al-Kabir
Kitab al-'Ilal
Raf'ul Yadain Fis Salah
Birrul Walidain
Kitab al-Asyribah
Al-Qiro'ah Khalf al-Imam
Kitab ad-Du'afa
Asami as-Sahabah
Kitab al-Kuna
IMAM MUSLIM

Imam Muslim, penghimpun dan penyusun Hadits terbaik kedua setelah Imam Bukhori. Nama lengkapnya Imam Muslim adalah: Imam Abul Husain al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Ia dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H. Ia belajar Hadits sejak masih dalam usia dini yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir, dan negara negara lainnya. Ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih di kota Khurasan. Di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu 'Ansan. Di Irak ia berguru kepada Ahmad bin Hambal dan Abdulloh bin Muslamah, di Mesir ia berguru kepada 'Amr bin Sawad dam Harmalah bin Yahya. Muslim berkali kali mengunjungi Baghdat untuk belajar kepada ulamat ahli Hadits dan kunjungannya yang berakhir pada tahun 299 H, di waktu Imam Bukhori datang ke Naisabur, Muslim sering datang kepadanya untuk berguru.

Imam Muslim wafat pada hari Minggu sore dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin 25 Rojab 261 H dalam usia 55 tahun. Selain guru yang telah disebutkan diatas, Muslim masih mempunyai ulama yang menjadi gurunya diantaranya: Usman dan Abu Bakar keduanya putra Abu Syaibah, Syaiban bin Farwakh bin Habr, Amr an-Naqid, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa'id al-Ayli, Qurtaibah bin Sa'id.

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit diantaranya:
Al Jami' ash-Shohih (shohih muslim)
Al Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama nama para perawi)
Kitabul Asma' wal Kuna
Kitab Al 'Ilal
Kitabul Aqron
Kitabu Su'alatihi Ahmad bin Hambal
Kitabul Intifa' bin Uhubis Siba'
Kitabul Muhadromin
Kitabu Man larsa lahu ila Rawin Wahid
Kitab Auladis Sahabah
Kitab Awhamil Muhadditsin
Kitab Shohih Muslim

Diantara kitab kitab diatas yang paling agung dan sangat bermanfaat luas, serta masih beredar hingga kini adalah al-Jami' ash-Shohih, terkenal dengan Shohih Muslim. Imam Muslim telah menggerakkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan hati hati dalam menggunakan lafadz lafadz dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafadz lafadz itu. Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, dimana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah di dengarnya.

Ketelitian dan kehati hatian Muslim terhadap Hadits yang di riwayatkan dalam Shohihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut: "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu Hadits dalam kitab aku ini melainkan dengan alasan, juga tiada aku menggugurkan sesuatu Hadits dari padanya melainkan dengan alasan pula". Imam Muslim di dalam penulisannya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskahnya Shohih Muslim yang sudah dicetak sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Diantara pengulas yang paling baik membuat judul judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi.
KYAI MUCHTAR MU'THI
Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah

Kyai

Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi adalah Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah beliau putra dari pasangan suami isteri H Abdul Mu'thi bin Kyai Ahmad Syuhada berasal dari Demak dan Nyai Nashihah binti Abdul Karim berasal dari Pati. Di lahirkan di desa Losari, Ploso, Jombang, Jawa Timur, tanggal 28 Agustus 1928. Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi adalah anak yang ke 12 dari 17 bersaudara. Dilihat dari silsilah nasab, Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi memang keturunan dari kyai, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu, tak heran Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi sejak kecil telah mendapatkan bimbingan pendidikan ilmu ilmu agama dalam lingkungan keluarganya. Meskipun demikian secara formal Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi juga mengenyam pendidikan di madrasah Islamiyah, Ngeloh (sekarang Rejo Agung) kecamatan Ploso. Selanjutnya, Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi belajar di pesantren Rejoso, Peterongan, kemudian dilanjutkan di Pesantren Tambak Beras, Jombang. Sepeninggal ayahnya H Abdul Mu'thi, Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi mulai belajar ilmu Tasawuf pada Kyai Muntoha Kedung Macan, Sambong, Jombang. Kyai Muntoha tercatat sebagai guru Toriqoh Ahmadiyah.
Setelah menempuh pendidikan pesantren Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi menjadi guru madrasah di Lamongan, dan pada saat itulah bertemu dengan Syeikh Ahmad Syuaib Jamali Al Bateni yang pada akhirnya melimpahkan ilmu Thoriqoh pada Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi. Beliau mendapat pendidikan dan pengajaran Thoriqoh dari Sheikh Ahmad Syuaib Jamali Al Bateni dalam crass program atau program intensif lima tahun.
Mulai tahun 1959 M Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi mengajarkan Thoriqoh Shiddiqiyyah di desa Losari Ploso Jombang. Pada perkembangan terakhir ini, Thoriqoh Shiddiqiyyah sudah tersebar ke berbagai pelosok tanah air Indonesia bahkan ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Murid murid Shiddiqiyyah terus bertambah setiap hari dan diperkirakan sekarang ini lebih dari 5 juta orang. Mereka terdiri dari segala umur, berbagai tingkat sosial ekonomi dan berbagai profesi dan keahlian.
Karena pesatnya perkembangan kaum muslimin muslimat yang memerlukan bimbingan pelajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi sebagai Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah mengangkat wakil wakil yang disebut Kholifah yang bertugas mewakili Mursyid memberikan bimbingan pada murid murid Shiddiqiyyah diseluruh penjuru Nusantara. Kholifah yang pertama diangkat adalah Slamet Makmun sebagai murid pertama, kemudian di ikuti Duchan Iskandar, Sunyoto Hasan Ahmad, Ahmad Syafi'in, Syaifu Umar Ahmadi, Muhammad Munif dan lain lain hingga lebih dari 40 orang Kholifah.
Biografi singkat pimpinan atau Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah:
Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi
Lahir: Losari Ploso Jombang 28 Agustus 1928
Alamat: Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Pendidikan:
- Madrasah Islamiyah Rejo Agung Ploso Jombang.
- Pesantren Tambak Besar Jombang.